BAB II
PEMBAHASAN
1.
1.1. SISTEM SARAF
Sistem
saraf bersama-sama dengan sistem hormone, berfungsi untuk memelihara fungsi
tubuh. Pada umumnya sistem saraf berfungsi untuk mengatur, misalnya kontraksi
otot, perubahan alat-alat tubuh bagian dalam yang berlangsung dengan cepat, dan
kecepatan sekresi beberapa kelenjar endokrin.
Sistem
saraf pada manusia memiliki sifat mengatur yang sangat kompleks dan khusus.
Sistem saraf menerima berjuta-juta rangsangan yang berasal dari berbagai organ.
Semua rangsangan tersebut akan akan bersatu untuk dapat menentukan respon apa
yang akan diberikan oleh tubuh.
Rangsangan
dapat berasal dari luar tubuh (rangsangan eksternal) dan rangsangan dari dalam
tubuh (rangsangan internal). Untuk bereaksi terhadap berbagai rangsangan
tersebut tubuh kita memerlukan tiga komponen, yaitu reseptor, sistem saraf, dan
efektor.
Reseptor atau penerima rangsangan adalah sel
yang memberikan respon terhadap rangsangan dari lingkungan eksternal maupun
internal. Kemudian, reseptor akan mengubah rangsangan yang diterima menjadi
suatu impuls saraf (aliran listrik yang terjadi karena adanya perubahan muatan
listrik) yang akan diteruskan melalui neuron (sel saraf). Pada tubuh kita, yang
berperan sebagai reseptor adalah alat
indera. Di dalamnya terdapat ujung-ujung saraf sensorik yang peka terhadap
rangsangan tertentu. Saraf sensorik berfungsi menerima rangsangan dan
membawanya ke otak atau sumsum otak belakang.
Sistem saraf berperan menerima,
mengolah, dan meneruskan hasil olahan rangsangan ke efektor. Sistem saraf
tersebar ke seluruh organ tubuh manusia. Secara fungsional, sistem saraf dibagi
menjadi bagian somatik dan otonom. Bagian somatik berperan mengatur koordinasi
struktur-struktur otot, tulang, dan kulit. Sedangkan sistem saraf otonom
berperan mengatur koordinasi otot polos, jantung, dan kelenjar-kelenjar tubuh.
Sistem
saraf terdiri dari tiga macam sel yang memiliki struktur dan fungsi berbeda,
yaitu neuron, sel Schwann, dan sel penyokong (neuroglia). Neuron bertugas
menghantarkan impuls. Sel Schwann merupakan pembungkus sebagian besar akson
pada sistem saraf perifer (sistem sarat tepi). Akson merupakan neuron yang
berfungsi membawa rangsangan dari badan neuron. Sel penyokong (neuroglia)
merupakan sel yang terdapat di antara neuron dan sistem saraf pusat.
Efektor adalah sel atau organ yang
digunakan untuk bereaksi terhadap rangsangan, baik dari dalam maupun dari luar
tubuh. Pada tubuh kita yang berperan sebagai efektor utama adalah otot dan
kelenjar.
Neuron
Neuron
merupakan unit struktural dan fungsional dari sistem saraf. Neuron memiliki
kemampuan merespon rangsangan dengan cukup kuat. Neuron tidak mengalami
pembelahan sehingga tidak dapat diganti jika sudah mati atau rusak. Namun, pada
kondisi yang sesuai, neuron dari sistem saraf perifer yang terluka dapat diperbaiki.
Struktur Neuron
Neuron terdiri dari tiga bagian yang
berbeda satu dengan yang lain, yaitu badan sel (soma/perikarion), dendrit
(uluran pendek), dan akson (uluran panjang).
1. Badan sel
Badan sel mengandung nukleus (inti sel) dan
nukleolus (anak inti sel) yang dikelilingi oleh sitoplasma granuler. Sitoplasma
badan sel juga mengandung badan Nissl
(substansi kromatik) dan neurofibril (fibril/
serat yang ramping pada badan neuron).
Lokasi
badan sel terletak di sistem saraf pusat, meskipun ada beberapa yang terletak
di sistem saraf perifer. Di sistem saraf pusat, badan sel neuron berkelompok
menjadi nukleus. Nukleus ini tidak
ada kaitannya dengan nukleus sel (hanya merupakan istilah). Sementara itu, badan
sel yang berkelompok selain di saraf pusat, umumnya disebut ganglion (jamak: ganglia).
2. Dendrit
Dendrit merupakan uluran pendek yang
bercabang-cabang dan keluar dari badan sel. Dendrit mengandung badan Nissl dan
organel. Pada umumnya neuron terdiri dari beberapa dendrit. Dendrit tidak
mengandung selubung mielin (selubung lemak) maupun neurolema (selubung yang
menyelubungi selubung mielin ). Secara fungsional, dendrit menghantarkan impuls
ke arah badan sel.
3. Akson
Akson
merupakan satu uluran panjang dari badan sel
yang berfungsi untuk mengantarkan impuls menjauhi badan sel. Akson
memiliki ciri tipis dengan bentuk panjang dan mengandung neurofibril, tetapi
tidak mengandung badan Nissl sehingga tidak terlibat dalam sintesis protein.
Akson dari sistem saraf pusat
kadang-kadang memiliki selubung mielin, tetapi dapat juga tidak berselubung
mielin. Proses penyelubungan di sistem saraf pusat dilakukan oleh
oligodendrosit (kumpulan beberapa dendrit) dengan cara yang sama seperti
penyelubungan oleh sel Schwann.
(Gambar 1)
Macam-Macam Neuron
Neuron dapat diklasifikasi menjadi dua,
yaitu berdasarkan jumlah uluran serta berdasarkan struktur dan fungsinya.
Neuron berdasarkan jumlah uluran
Berdasarkan jumlah uluran, neuron dibagi
menjadi tiga, yaitu neuron unipolar, bipolar, dan multipolar.
·
Neuron unipolar
Neuron unipolar hanya memiliki satu uluran yang timbul dari badan sel.
Misalnya neuron sensorik unipolar yang terdapat pada hewan tingkat rendah.
·
Neuron bipolar
Neuron bipolar memiliki dua uluran, yaitu akson dan dendrit. Badan selnya
berbentuk lonjong dan ulurannya timbul dari dua ujung badan sel. Neuron ini
terdapat pada retina (mata), koklea (telinga), dan epitel olfaktori (hidung).
·
Neuron multipolar
Neuron multipolar memiliki satu akson dan beberapa
dendrit. Penyebaran neuron multipolar ini paling banyak terdapat di dalam tubuh
dibandingkan dengan neuron unipolar atau bipolar. Contoh neuron multipolar
adalah neuron motorik yang keluar dari sumsum tulang belakang.
Neuron berdasarkan fungsi
Berdasarkan fungsinya, neuron dapat
dikelompokkan menjadi tiga, yaitu neuron sensorik, neuron motorik, dan neuron
konektor.
·
Neuron sensorik
Neuron sensorik merupakan neuron yang badan selnya bergerombol membentuk
ganglia, aksonnya pendek , tetapi dendritnya panjang. Neuron sensorik
berhubungan dengan alat indera untuk menerima rangsangan. Sel saraf ini
berfungsi menghantarkan impuls saraf dari alat indera menuju ke otak atau
sumsum tulang belakang, sehingga sering dikenal sebagai neuron indera.
·
Neuron motorik
Neuron motorik merupakan neuron yang memiliki dendrite yang pendek dan
akson yang panjang. Dendrit berhubungan dengan akson lain, sedangkan akson
berhubungan dengan efektor yang berupa otot atau kelenjar. Neuron motorik
berfungsi membawa impuls dari otak atau sumsum tulang belakang menuju ke otot
atau kelenjar tubuh. Oleh karena itu, neuron ini sering disebut sebagai neuron
penggerak.
·
Neuron konektor atau interneuron
Neuron konektor merupakan neuron multipolar yang memiliki dendrit yang
pendek, tapi berjumlah banyak, serta akson ada yang panjang dan ada yang
pendek. Ujung dendrit dari saraf yang satu berhubungan dengan ujung dendrit
dari saraf yang lain membentuk sinaps.
Neuron ini banyak tedapat di sumsum tulang belakang dan otak yang berfungsi
meneruskan rangsangan dari neuron sensorik ke neuron motorik.
Sinaps
Sinaps
adalah sambungan antara neuron yang satu dengan neuron yang lain. Pada saat
impuls melintasi sinaps, impuls dapat terus dijalarkan atau dihambat. Pada
sinaps terdapat celah yang dikenal dengan nama celah sinaps (synaptic cleft)
yang lebarnya kurang lebih 200 Å (Angstrom).
Berdasarkan
tempatnya, sinaps dibedakan menjadi tiga macam:
·
Sinaps aksosomatik
(axosomatic synaps), yaitu
sinaps yang terletak di antara akson dari satu neuron dengan badan sel dari neuron
lain;
·
Sinaps aksodendritik (axodendritic synaps), yaitu sinaps yang terletak di antara akson
dari neuron yang satu dengan dendrit dari neuron lain;
·
Sinaps aksoaksonik (axoaxonic synaps), yaitu sinaps yang terletak antara ujung akson
dari neuron yang satu dengan akson neuron lain.
Impuls Saraf
Salah satu
sifat neuron adalah permukaan luarnya bermuatan positif, sedangkan bagian
dalamnya bermuatan negatif. Jadi, ada perbedaan potensial antara neuron bagian
dalam dengan neuron bagian luar. Keaadaan demikian disebut polarisasi.
Bila
neuron tersebut dirangsang, di tempat tersebut penurunan beda potensial atau
muatannya berubah, yaitu bagian luarnya menjadi negatif dan bagian dalamnya
menjadi positif. Keadaan tersebut disebut depolarisasi.
Peristiwa perubahan muatan pada membran plasma neuron di sepanjang serabut
saraf tersebut disebut dengan potensial aksi saraf atau yang lebih dikenal
dengan impuls saraf.
Impuls
dalam saraf berjalan dari dendrit ke
badan sel, lalu ke sepanjang akson, kemudian berhubungan dengan sel saraf yang
lain. Adakalanya neuron tidak menghantarkan impuls. Keadaan demikian dikenal
sebagai keadaan istirahat.
Alur penghantaran impuls saraf:
saraf dalam keaadaan polarisasi →
dirangsang → depolarisasi → timbul aliran listrik → timbul impuls
saraf → impuls saraf dibawa dendrite ke badan sel, lalu menuju akson untuk
dibawa ke neuron lain.
|
2.2. Susunan
sistem saraf
Secara
garis besar sistem saraf dapat dibedakan menjadi dua, yaitu sistem saraf sadar
dan sistem saraf tak sadar. Sistem saraf sadar dapat dibedakan lagi menjadi
sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi.
1.
Sistem Saraf Sadar (Somatik)
a.
Sistem saraf pusat
Sistem
saraf pusat terdiri atas otak dan sumsum. Otak dan sumsum dilindungi oleh
cairan serebrospinal dan diselubungi oleh selaput meninges. Cairan
serebrospinal berfungsi sebagai pelindung dan pengantar zat makanan ke jaringan
sistem saraf pusat, penahan goncangan, serta menjaga agar bagian otak mempunyai
tekanan yang sama.
Selaput
meninges (meninges kranial) mempunyai susunan sebagai berikut:
·
Durameter, yaitu selaput terluar yang kuat dan melekat pada
tulang tengkorak dalam.
·
Arakhnoid, yaitu lapisan yang berada di tengah menyerupai
sarang laba-laba dan melapisi piameter
·
Piameter, yaitu lapisan terdalam dan paling tipis melekat pada
permukaan otak dan mengandung banyak pembuluh darah.
·
Ruang subarakhnoid, yaitu ruang yang berisi cairan
pelindung yang disebut serebrospinal.
a)
Otak
Otak dilindungi oleh tengkorak kepala. Permukaan otak
berlipat-lipat. Bagian luar berwarna kelabu karena mengandung banyak sel saraf.
bagian dalam berwarna putih karena mengandung banyak dendrit dan akson.
Otak terdiri atas otak besar (serebrum), otak tengah
(mesensefalon), otak depan (diensefalon), otak kecil (serebelum) dan jembatan
varol
o
Otak besar (serebrum), memiliki permukaan yang
berlipat-lipat dan mengandung ratusan juta neuron. Korteks (bagian luar)
serebrum berwarna abu-abu, disebut substansi grisea, dan medula (bagian dalam)
berwarna putih, disebut substansi alba. Substansi alba terdiri dari akson dan
dendrit. Sereberum terdiri atas bagian-bagian
(lobus) sebagai berikut.
1) Lobus frontalis (bagian dahi), terdiri dari bagian yang berperan
dalam pengendalian gerak otot motorik dan bagian yang berperan dalam
pengendalian saraf sensorik.
2) Lobus temporalis (bagian pelipis), bereran dalam sistem pendengaran .
3) Lobus oksipitalis (bagian belakang kepala), berperan dalam sistem penglihatan.
4) Lobus parietalis (bagian ubun-ubun), terbentuk karena adanya suatu
lekukan, peka terhadap adanya perubahan yang berhubungan dengan panas, dingin
tekanan, dan sentuhan pada alat indra di kulit.
(Gambar 2)
Antara bagian dahi dan ubun-ubun dipisahkan oleh celah atau
fisura rolando . Lobus dahi dan lobus pelipis dipisahkan oleh celah atau fisura
silvius.
o
Otak tengah berperan dalam refleks mata membuat
pergerakan mata, mengangkat kelopak mata, memutar mata, pusat pergerakan mata
serta kontraksi otot yang terus menerus.
o
Otak depan (diensefalon) terdiri atas dua lobus berikut
1) Talamus, berfungsi menerima semua
rangsang yang berasal dari reseptor (kecuali bau) ke area sensorik serebrum,
serta melakukan persepsi rasa sakit dan rasa menyenangkan.
2) Hipotalamus, merupakan pusat
koordinasi sistem saraf otonom. Hipotalamus berfungsi mengatur suhu tubuh pada
organisme homoiternal. Akibatnya, suhu tubuh relatif tetap, tidak terpengaruh
oleh suhu lingkungan. Hipotalamus berfungsi mengatur rasa lapar sehingga
manusia melakukan kegiatan makan. Hipotalamus juga mengatur rasa ngantuk
sehingga mengatur melakukan tidur. Selain itu, hipotalamus mengatur emosi kadar
air dalam tubuh, kegiatan reproduksi, tekanan darah dan kadar gula dalam darah.
o
Otak kecil (serebelum), terletak dibagian belakang di
bawah otak besar. Otak kecil berfungsi mengoordinasikan kerja otot, tonus otot,
keseimbangan, dan posisi tubuh. Otak kecil merupakan pusat keseimbangan.
Apabila terjadi gangguan di otak kecil maka semua gerakan otor tidak dapat
dikoordinasikan.
o
Jembatan varol (pons varoli), merupakan serabut saraf yang
menghubungkan otak kecil bagian kiri dan kanan, serta menghubungkan otak besar
dengan sumsum tulang belakang.
o
Sumsung lanjutan (medula oblongata), menghubungkan otak dengan sumsum
tulang belakan. Sumsum lanjutan berperan dalam mengatur denyut jantung,
penyempitan pembuluh darah, gerakan menelan, batuk, bersin, bersendawa, dan
muntah-muntah. Bagian sumsum lanjutan yang menghubungkan sumsum tulang belakang
dan otak disebut pons yang berperan dalam mengatur pernapasan.
b)
Sumsum Tulang Belakang (Medula
Spinalis)
Sumsum tulang belakang terletak memanjang dalam rongga
tulang belakang hingga diantara ruas tulang belakang (vertebra lumbalis) kedua.
Di bagian tengah berkas saraf ini terdapat saluran berisi cairan serebrospinal.
Sumsum tulang belakang berperan dalam terjadinya refleks. Sumsum lanjutan
disebut juga batang tenggorok.
Struktur
tulang belakang adalah sebagai berikut.
Bagian luar berwarna putih disebut sustansi alba karena
mengandung dendrit dan akson. Substansi alba berfungsi menghantarkan impuls
menuju otak dan dari otak ke efektor. Bagian dalam berwarna kelabu disebut
substansi grissea karena mengandung sel-sel saraf. Bagian ini dibedakan menjadi
saraf ventral dan saraf dorsal. Saraf
dorsal yaitu bagian yang mengarah ke perut, mengandung badan neuron
motorik, aksonnya menuju efektor. Sayap dorsal yaitu bagian yang mengarah
kepunggung dan mengandung badan neuron sensorik. Sumsum tulang belakang
mempunyai fungsi utama sebagai penghubung impuls dari da ke otak serta memberi
kemungkinan jalan terpendek bagi gerak refleks. (Gambar 3 )
b.
Sistem saraf tepi
Susunan saraf yang membentuk sistem saraf tepi dilihat dari
fungsinya dibedakan sebagai berikut.
a) Sistem saraf aferen yaitu lanjutan
saraf yang membawa impuls saraf dari reseptor ke susunan saraf pusat.
b) Sistem saraf eferen yaitu lanjutan
saraf yang membawa impuls saraf dari sistem saraf pusat ke efektor.
Ditinjau
dari bagian-bagiannya, susunan saraf tepi dibedakan menjadi saraf otak
(kranial) dan saraf tulang belakang (spinal).
a. Saraf otak (kranial), yaitu saraf
yang berjumlah 12 pasang dan dibagi menjadi 3 kelompok sebagai berikut:
o Saraf yang bersifat sensorik saja,
yaitu saraf olfaktori, saraf optik, dan saraf auditori
o Saraf yang bersifat motorik saja,
yaitu saraf okulomotor, saraf toklear, saraf abdusen, saraf asesorispinal, dan
saraf hipiglosal
o Saraf yang bersifat sensorik dan
motorik, yaitu saraf trigemial, saraf fasial, saraf glosofaring, dan saraf
vagus
b. Saraf tulang belakang
(spinalis) berupa saraf berjumlah 31 pasang, dengan ciri-ciri berikut
o Merupakan gabungan antara saraf
sensorik yang masuk ke akar dorsal dan saraf motorik yang keluar dari akar
ventral.
o Merupakan lanjutan dari sumsum
lanjutan (medula oblongata) hingga ke vertebra lumbalis kedua.
2.
Sistem saraf tak sadar (Otonom)
Saraf otonom adalah saraf yang mengendalikan organ-organ
dalam (viseral) secara otomatis, misalnya gerak organ jantung, otot polos,
pupil, mengembang dan mengerutnya pembuluh darah, serta eksresi enzim dan
keringat. Saraf otonom merupakan saraf motorik sehingga masuk dalam saraf
eferen. Sistem saraf otonom terdiri atas saraf simpatik dan saraf parasimpatik.
a) Saraf simpatik adalah saraf yang
berpangkal pada sumsum tulang belakang (medula spinalis) di daerah dada dan
pinggang. Sebelum sampai ke organ tubuh, terlebih dahulu melalui sinapsis
ganglion, baru kemudian ke organ tubuh. Saraf simpatik berfungsi memacu dan
mempercepat kerja organ-organ tubuh.
b) Saraf parasimpatik adalah saraf yang
berpangkal pada sumsum lanjutan (medula oblongata) dan dari sakrum yang
merupakan saraf preganglion. Fungsi sarafparasimpatik adalah menghambat kerja
organ-organ tubuh.
Kerja
saraf otonom dapat dipengaruhi oleh hipotalamus. Bagian posterior dan lateral
hipotalamus bila dirangsang akan meningkatkan denyut jantung, tekanan darah,
kecepatan respirasi, melebarkan pupil, dan menghambat kerja saluran pencernaan.
Namun, bila bagian depan dan sisi medial dirangsang maka efeknya akan
mengaktifkan kerja saraf parasimpatik.
Lengkung Refleks
Gerak
refleks adalah gerakk spontan yang tidak melibatkan kerja otak. Gerak ini
dilakukan tanpa kesadaran. Gerak ini berguna untuk mengatasi kejadian yang
tiba-tiba. Mekanisme kerjanya sebagai berikut:
1. Rangsang diterima reseptor lalu
diteruskan ke sumsum tulang belakang melalui saraf sensorik.
2. Dari sumsum tulang belakang,
rangsang diteruskan ke efektor tanpa melalui saraf motorik ke otak, tetapi
langsung ke otot melalui jalan terpendek yang disebut lengkung refleks. Sistem
saraf pada lengkung refleks, sebagai berikut:
a. Pada neuron sensorik, badan sel
sarafnya terdapat pada ganglion di akar dorsal.
b. Pada neuron motorik, badan sel
sarafnya terdapat pada substansi kelabu bagian ventral.
c. Neuron konektor berfungsi mengatur
impuls dari neuron sensorik ke neuron motorik.
Refleks sebenarnya merupakan gerak
respons dalam usaha mengelak dari suatu rangsang yang dapat membahayakan atau
mencelakakan. Gerak refleks berlangsung dengan cepat sehingga tidak disadari
oleh pelaku yang bersangkutan.
Gerak refleks dapat dibedakan
menjadi refleks kompleks dan refleks tunggal. Refleks komples adalah refleks
yang diikuti oleh respons yang yain, misalnya memegang bagian yang kena
rangsang dan berteriak yang dilakukan pada waktu yang sama. Refleks tunggal
adalah refleks yang hanya melibatkan efektor tunggal.
Berdasarkan tempat konektornya,
refleks dapat dibedakan sebagai berikut.
a. Refleks tulang belakang (refleks
spinalis). Konektor terdapat di dalam sumsum tulang belakang. Contoh: gerakan
menarik tangan saat menyentuh benda panas atau kaki terkena duri.
Refleks otak, yaitu
jika konektor terdapat di dalam otak. Contoh: gerakan memejamkan mata karena
ada angin yang membawa debu.
2.3. Terjadinya Gerak
Gerakan salah satu anggota tubuh kita
dapat dijadikan bukti bahwa di dalam tubuh kita telah terjadi penghantaran
impuls oleh saraf dan menimbulkan tanggapan yang disampaikan oleh saraf motorik
dalam bentuk gerak. Sepanjang proses kehidupan tentu kita pernah mengalami
adanya gerakan yang disadari dan gerakan yang tidak kita sadari. Gerakan yang
disadari disebut sebagai gerak biasa atau gerak
sadar, misalnya olahraga, berjalan, berlari, makan, dan sebagainya.
Sedangkan gerakan yang tidak disadari disebut gerak refleks. Gerak refleks terjadi lebih cepat dibandingkan gerak
biasa. Misalnya, gerak karena terkejut.
Gerak sadar dapat terjadi melalui
serangkaian perjalanan impuls. Perjalanan impuls dimulai dari reseptor sebagai
penerima rangsangan, lalu berjalan ke neuron sensorik sebagai penghantar,
kemudian dibawa ke pusat saraf yaitu otak, untuk diolah. Akhirnya impuls
disampaikan ke neuron motorik lalu menuju ke efektor sehingga muncul tanggapan
dalam bentuk gerak yang disadari.
Gerak refleks merupakan gerak yang
melalui perjalan impuls pendek. Perjalan impuls diawali dari reseptor sebagai
penerima rangsangan, kemudian dibawa oleh neuron sensorik ke pusat saraf, tanpa
diolah oleh pusat saraf. Impuls kemudian diterima oleh neuron konektor dan
tanggapan dikirim oleh neuron motorik menuju ke efektor. Perjalan impuls pada
gerak refleks disebut dengan lengkung
refleks.
Neuron konektor ada yang terletak di otak
dan ada yang terletak di sumsum tulang belakang. Gerak refleks yang melibatkan
neuron konektor yang terletak di otak disebut dengan refleks otak, misalnya refleks pupil mata karena rangsangan cahaya.
Gerak refleks yang melibatkan neuron konektor yang terletak di sumsum tulang
belakang disebut refleks sumsum tulang
belakang, misalnya refleks pada lutut.
SKEMA DAN PERBEDAAN JALANNYA GERAK
BIASA DAN GERAK REFLEKS:
Gerak biasa:
reseptor → neuron
sensorik → pusat saraf → neuron motorik → efektor
Gerak refleks:
reseptor → neuron
sensorik → neuron konektor → neuron motorik → efektor
|
Ada beberapa penyakit saraf
manusia yang sering dialami oleh kebanyakan orang yaitu :
1. RADANG
OTAK / SELAPUT OTAK (Meningitis)
Adalah penyakit saraf manusia / radang otak yang disebabkan
oleh masuknya bakteri / virus / parasit kedalam otak dan selaput otak.
Gejala awalnya penyakit saraf manusia adalah panas badan
tinggi, badan lemah, kaku leher dan muntah-muntah yang tidak membaik dengan obat-obatan biasa.
Penyakit saraf manusia / radang otak ini timbul apabila
keradangan meluas sampai timbul bengkak otak dan atau abses ( borok ) otak
sehingga menimbulkan penurunan kesadaran.
2. GANGGUAN
PEMBULUH DARAH OTAK ( GPDO ) / STROKE
Adalah penyakit saraf manusia pada sistem syaraf pusat (
otak ) yang ditandai dengan gangguan pada peredaran darah, baik itu karena
sumbatan pembuluh darah maupun pendarahan(pecahnya pembuluh darah ) di otak
sehingga menyebabkan gangguan anatomo dan fisiologi otak yang menyebabkan
penyakit saraf manusia.
Faktor-faktor penyebabnya penyakit saraf manusia :
· Penyakit saraf manusia kerena tekanan darah tinggi
· Penyakit saraf manusia kencing manis
Gejala awal penyakit saraf
manusia/strok ini dimulai dengan kesemutan selsisi tubuh
disertai atau tanpa disertai bicara cadel ( pelo ) yang kadang-kadang
hilang timbul tetapi cenderung bertambah berat sampai terjadi lumpuh sesisi tubuh.
Penderita seperti ini harus segera dibawa ke rumah sakit untuk tindakan medis agar penyakit saraf manusia tidak
terjadi.
Penyakit Saraf Manusia
/ Strok ini dapat dicegah dengan menyadari faktor-faktor resiko :
3. SINDROMA
GUILLAIN BARRE
Adalah penyakit saraf manusia yang disebabkan oleh proses
imunologi yang membuahkan kerusakan pada selaput syaraf sehingga timbul
kelumpuhan ( layuh ) pada anggota gerak.
Penyakit saraf manusia diawali dengan gejala-gejala
infeksi pada saluran nafas atau saluran cerna yang berupa panas, batuk, pilek atau berak-berak yang diikuti kelumpuhan yang di
mulai dari anggota gerak bawah kemudian menjalar ke anggota gerak atas.
Penyakit saraf
manusia akan timbul apabila kelumpuhan terjadi pada alat-alat pernafasan
sehingga timbul kegagalan pernafasan.
4. Epilepsi
Epilepsi adalah kelainan pada
neuron-neuron di otak. Jika terkena serangan Epilepsi, penderita tidak dapat
merespon berbagai rangsangan, bahkan terkadang otot-otot rangka berkontraksi
secara tidak terkontrol. Epilepsi disebabkan oleh kerusakan otak. Epilepsi
dapat ditangani dengan pemberian obat-obatan anti piretik.
*nb : dibuat oleh salah satu kelompok dari kelas 1B prodi keperawatan bogor 2012