Rabu, 30 Januari 2013

Sistem Saraf


BAB II
PEMBAHASAN
1.     
1.1.  SISTEM SARAF
Sistem saraf bersama-sama dengan sistem hormone, berfungsi untuk memelihara fungsi tubuh. Pada umumnya sistem saraf berfungsi untuk mengatur, misalnya kontraksi otot, perubahan alat-alat tubuh bagian dalam yang berlangsung dengan cepat, dan kecepatan sekresi beberapa kelenjar endokrin.
Sistem saraf pada manusia memiliki sifat mengatur yang sangat kompleks dan khusus. Sistem saraf menerima berjuta-juta rangsangan yang berasal dari berbagai organ. Semua rangsangan tersebut akan akan bersatu untuk dapat menentukan respon apa yang akan diberikan oleh tubuh.
Rangsangan dapat berasal dari luar tubuh (rangsangan eksternal) dan rangsangan dari dalam tubuh (rangsangan internal). Untuk bereaksi terhadap berbagai rangsangan tersebut tubuh kita memerlukan tiga komponen, yaitu reseptor, sistem saraf, dan efektor.
Reseptor atau penerima rangsangan adalah sel yang memberikan respon terhadap rangsangan dari lingkungan eksternal maupun internal. Kemudian, reseptor akan mengubah rangsangan yang diterima menjadi suatu impuls saraf (aliran listrik yang terjadi karena adanya perubahan muatan listrik) yang akan diteruskan melalui neuron (sel saraf). Pada tubuh kita, yang berperan sebagai  reseptor adalah alat indera. Di dalamnya terdapat ujung-ujung saraf sensorik yang peka terhadap rangsangan tertentu. Saraf sensorik berfungsi menerima rangsangan dan membawanya ke otak atau sumsum otak belakang.
Sistem saraf berperan menerima, mengolah, dan meneruskan hasil olahan rangsangan ke efektor. Sistem saraf tersebar ke seluruh organ tubuh manusia. Secara fungsional, sistem saraf dibagi menjadi bagian somatik dan otonom. Bagian somatik berperan mengatur koordinasi struktur-struktur otot, tulang, dan kulit. Sedangkan sistem saraf otonom berperan mengatur koordinasi otot polos, jantung, dan kelenjar-kelenjar tubuh.
Sistem saraf terdiri dari tiga macam sel yang memiliki struktur dan fungsi berbeda, yaitu neuron, sel Schwann, dan sel penyokong (neuroglia). Neuron bertugas menghantarkan impuls. Sel Schwann merupakan pembungkus sebagian besar akson pada sistem saraf perifer (sistem sarat tepi). Akson merupakan neuron yang berfungsi membawa rangsangan dari badan neuron. Sel penyokong (neuroglia) merupakan sel yang terdapat di antara neuron dan sistem saraf pusat.
Efektor adalah sel atau organ yang digunakan untuk bereaksi terhadap rangsangan, baik dari dalam maupun dari luar tubuh. Pada tubuh kita yang berperan sebagai efektor utama adalah otot dan kelenjar.

Neuron
       Neuron merupakan unit struktural dan fungsional dari sistem saraf. Neuron memiliki kemampuan merespon rangsangan dengan cukup kuat. Neuron tidak mengalami pembelahan sehingga tidak dapat diganti jika sudah mati atau rusak. Namun, pada kondisi yang sesuai, neuron dari sistem saraf perifer yang terluka dapat diperbaiki.
Struktur Neuron
       Neuron terdiri dari tiga bagian yang berbeda satu dengan yang lain, yaitu badan sel (soma/perikarion), dendrit (uluran pendek), dan akson (uluran panjang).
1.       Badan sel
Badan sel mengandung nukleus (inti sel) dan nukleolus (anak inti sel) yang dikelilingi oleh sitoplasma granuler. Sitoplasma badan sel juga mengandung badan Nissl (substansi kromatik) dan neurofibril (fibril/ serat yang ramping pada badan neuron).
Lokasi badan sel terletak di sistem saraf pusat, meskipun ada beberapa yang terletak di sistem saraf perifer. Di sistem saraf pusat, badan sel neuron berkelompok menjadi nukleus. Nukleus ini tidak ada kaitannya dengan nukleus sel (hanya merupakan istilah). Sementara itu, badan sel yang berkelompok selain di saraf pusat, umumnya disebut ganglion (jamak: ganglia).
2.       Dendrit
Dendrit merupakan uluran pendek yang bercabang-cabang dan keluar dari badan sel. Dendrit mengandung badan Nissl dan organel. Pada umumnya neuron terdiri dari beberapa dendrit. Dendrit tidak mengandung selubung mielin (selubung lemak) maupun neurolema (selubung yang menyelubungi selubung mielin ). Secara fungsional, dendrit menghantarkan impuls ke arah badan sel.

3.       Akson
       Akson merupakan satu uluran panjang dari badan sel  yang berfungsi untuk mengantarkan impuls menjauhi badan sel. Akson memiliki ciri tipis dengan bentuk panjang dan mengandung neurofibril, tetapi tidak mengandung badan Nissl sehingga tidak terlibat dalam sintesis protein.
       Akson dari sistem saraf pusat kadang-kadang memiliki selubung mielin, tetapi dapat juga tidak berselubung mielin. Proses penyelubungan di sistem saraf pusat dilakukan oleh oligodendrosit (kumpulan beberapa dendrit) dengan cara yang sama seperti penyelubungan oleh sel Schwann.
(Gambar 1)
Macam-Macam Neuron
       Neuron dapat diklasifikasi menjadi dua, yaitu berdasarkan jumlah uluran serta berdasarkan struktur dan fungsinya.
Neuron berdasarkan jumlah uluran
       Berdasarkan jumlah uluran, neuron dibagi menjadi tiga, yaitu neuron unipolar, bipolar, dan multipolar.
·         Neuron unipolar
Neuron unipolar hanya memiliki satu uluran yang timbul dari badan sel. Misalnya neuron sensorik unipolar yang terdapat pada hewan tingkat rendah.
·         Neuron bipolar
Neuron bipolar memiliki dua uluran, yaitu akson dan dendrit. Badan selnya berbentuk lonjong dan ulurannya timbul dari dua ujung badan sel. Neuron ini terdapat pada retina (mata), koklea (telinga), dan epitel olfaktori (hidung).
·         Neuron multipolar
Neuron multipolar memiliki satu akson dan beberapa dendrit. Penyebaran neuron multipolar ini paling banyak terdapat di dalam tubuh dibandingkan dengan neuron unipolar atau bipolar. Contoh neuron multipolar adalah neuron motorik yang keluar dari sumsum tulang belakang.
Neuron berdasarkan fungsi
          Berdasarkan fungsinya, neuron dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu neuron sensorik, neuron motorik, dan neuron konektor.
·         Neuron sensorik
Neuron sensorik merupakan neuron yang badan selnya bergerombol membentuk ganglia, aksonnya pendek , tetapi dendritnya panjang. Neuron sensorik berhubungan dengan alat indera untuk menerima rangsangan. Sel saraf ini berfungsi menghantarkan impuls saraf dari alat indera menuju ke otak atau sumsum tulang belakang, sehingga sering dikenal sebagai neuron indera.
·         Neuron motorik
Neuron motorik merupakan neuron yang memiliki dendrite yang pendek dan akson yang panjang. Dendrit berhubungan dengan akson lain, sedangkan akson berhubungan dengan efektor yang berupa otot atau kelenjar. Neuron motorik berfungsi membawa impuls dari otak atau sumsum tulang belakang menuju ke otot atau kelenjar tubuh. Oleh karena itu, neuron ini sering disebut sebagai neuron penggerak.
·         Neuron konektor atau interneuron
Neuron konektor merupakan neuron multipolar yang memiliki dendrit yang pendek, tapi berjumlah banyak, serta akson ada yang panjang dan ada yang pendek. Ujung dendrit dari saraf yang satu berhubungan dengan ujung dendrit dari saraf yang lain membentuk sinaps. Neuron ini banyak tedapat di sumsum tulang belakang dan otak yang berfungsi meneruskan rangsangan dari neuron sensorik ke neuron motorik.

Sinaps
       Sinaps adalah sambungan antara neuron yang satu dengan neuron yang lain. Pada saat impuls melintasi sinaps, impuls dapat terus dijalarkan atau dihambat. Pada sinaps terdapat celah yang dikenal dengan nama celah sinaps (synaptic cleft) yang lebarnya kurang lebih 200 Å (Angstrom).
                Berdasarkan tempatnya, sinaps dibedakan menjadi tiga macam:
·         Sinaps aksosomatik  (axosomatic synaps), yaitu sinaps yang terletak di antara akson dari satu neuron dengan badan sel dari neuron lain;
·         Sinaps aksodendritik (axodendritic synaps), yaitu sinaps yang terletak di antara akson dari neuron yang satu dengan dendrit dari neuron lain;
·         Sinaps aksoaksonik (axoaxonic synaps), yaitu sinaps yang terletak antara ujung akson dari neuron yang satu dengan akson neuron lain.

Impuls Saraf
Salah satu sifat neuron adalah permukaan luarnya bermuatan positif, sedangkan bagian dalamnya bermuatan negatif. Jadi, ada perbedaan potensial antara neuron bagian dalam dengan neuron bagian luar. Keaadaan demikian disebut polarisasi.
Bila neuron tersebut dirangsang, di tempat tersebut penurunan beda potensial atau muatannya berubah, yaitu bagian luarnya menjadi negatif dan bagian dalamnya menjadi positif. Keadaan tersebut disebut depolarisasi. Peristiwa perubahan muatan pada membran plasma neuron di sepanjang serabut saraf tersebut disebut dengan potensial aksi saraf atau yang lebih dikenal dengan impuls saraf.
Impuls dalam saraf berjalan dari dendrit  ke badan sel, lalu ke sepanjang akson, kemudian berhubungan dengan sel saraf yang lain. Adakalanya neuron tidak menghantarkan impuls. Keadaan demikian dikenal sebagai keadaan istirahat.
Alur penghantaran impuls saraf:
saraf dalam keaadaan polarisasi  →  dirangsang → depolarisasi → timbul aliran listrik → timbul impuls saraf → impuls saraf dibawa dendrite ke badan sel, lalu menuju akson untuk dibawa ke neuron lain.

2.2. Susunan sistem saraf
                Secara garis besar sistem saraf dapat dibedakan menjadi dua, yaitu sistem saraf sadar dan sistem saraf tak sadar. Sistem saraf sadar dapat dibedakan lagi menjadi sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi.
1.       Sistem Saraf Sadar (Somatik)
a.       Sistem saraf pusat
Sistem saraf pusat terdiri atas otak dan sumsum. Otak dan sumsum dilindungi oleh cairan serebrospinal dan diselubungi oleh selaput meninges. Cairan serebrospinal berfungsi sebagai pelindung dan pengantar zat makanan ke jaringan sistem saraf pusat, penahan goncangan, serta menjaga agar bagian otak mempunyai tekanan yang sama.
Selaput meninges (meninges kranial) mempunyai susunan sebagai berikut:
·         Durameter, yaitu selaput terluar yang kuat dan melekat pada tulang tengkorak dalam.
·         Arakhnoid, yaitu lapisan yang berada di tengah menyerupai sarang laba-laba dan melapisi piameter
·         Piameter, yaitu lapisan terdalam dan paling tipis melekat pada permukaan otak dan mengandung banyak pembuluh darah.
·         Ruang subarakhnoid, yaitu ruang yang berisi cairan pelindung yang disebut serebrospinal.
a)      Otak
Otak dilindungi oleh tengkorak kepala. Permukaan otak berlipat-lipat. Bagian luar berwarna kelabu karena mengandung banyak sel saraf. bagian dalam berwarna putih karena mengandung banyak dendrit dan akson.
Otak terdiri atas otak besar (serebrum), otak tengah (mesensefalon), otak depan (diensefalon), otak kecil (serebelum) dan jembatan varol
o   Otak besar (serebrum), memiliki permukaan yang berlipat-lipat dan mengandung ratusan juta neuron. Korteks (bagian luar) serebrum berwarna abu-abu, disebut substansi grisea, dan medula (bagian dalam) berwarna putih, disebut substansi alba. Substansi alba terdiri dari akson dan dendrit. Sereberum terdiri atas bagian-bagian  (lobus) sebagai berikut.
1)      Lobus frontalis (bagian dahi), terdiri dari bagian yang berperan dalam pengendalian gerak otot motorik dan bagian yang berperan dalam pengendalian saraf sensorik.
2)      Lobus temporalis (bagian pelipis), bereran dalam sistem pendengaran .
3)      Lobus oksipitalis (bagian belakang kepala), berperan dalam sistem penglihatan.
4)      Lobus parietalis (bagian ubun-ubun), terbentuk karena adanya suatu lekukan, peka terhadap adanya perubahan yang berhubungan dengan panas, dingin tekanan, dan sentuhan pada alat indra di kulit.
(Gambar 2)
Antara bagian dahi dan ubun-ubun dipisahkan oleh celah atau fisura rolando . Lobus dahi dan lobus pelipis dipisahkan oleh celah atau fisura silvius.
o   Otak tengah berperan dalam refleks mata membuat pergerakan mata, mengangkat kelopak mata, memutar mata, pusat pergerakan mata serta kontraksi otot yang terus menerus.
o   Otak depan (diensefalon) terdiri atas dua lobus berikut
1)      Talamus, berfungsi menerima semua rangsang yang berasal dari reseptor (kecuali bau) ke area sensorik serebrum, serta melakukan persepsi rasa sakit dan rasa menyenangkan.
2)      Hipotalamus, merupakan pusat koordinasi sistem saraf otonom. Hipotalamus berfungsi mengatur suhu tubuh pada organisme homoiternal. Akibatnya, suhu tubuh relatif tetap, tidak terpengaruh oleh suhu lingkungan. Hipotalamus berfungsi mengatur rasa lapar sehingga manusia melakukan kegiatan makan. Hipotalamus juga mengatur rasa ngantuk sehingga mengatur melakukan tidur. Selain itu, hipotalamus mengatur emosi kadar air dalam tubuh, kegiatan reproduksi, tekanan darah dan kadar gula dalam darah.
o   Otak kecil (serebelum), terletak dibagian belakang di bawah otak besar. Otak kecil berfungsi mengoordinasikan kerja otot, tonus otot, keseimbangan, dan posisi tubuh. Otak kecil merupakan pusat keseimbangan. Apabila terjadi gangguan di otak kecil maka semua gerakan otor tidak dapat dikoordinasikan.
o   Jembatan varol (pons varoli), merupakan serabut saraf yang menghubungkan otak kecil bagian kiri dan kanan, serta menghubungkan otak besar dengan sumsum tulang belakang.
o   Sumsung lanjutan (medula oblongata), menghubungkan otak dengan sumsum tulang belakan. Sumsum lanjutan berperan dalam mengatur denyut jantung, penyempitan pembuluh darah, gerakan menelan, batuk, bersin, bersendawa, dan muntah-muntah. Bagian sumsum lanjutan yang menghubungkan sumsum tulang belakang dan otak disebut pons yang berperan dalam mengatur pernapasan.
b)      Sumsum Tulang Belakang (Medula Spinalis)
Sumsum tulang belakang terletak memanjang dalam rongga tulang belakang hingga diantara ruas tulang belakang (vertebra lumbalis) kedua. Di bagian tengah berkas saraf ini terdapat saluran berisi cairan serebrospinal. Sumsum tulang belakang berperan dalam terjadinya refleks. Sumsum lanjutan disebut  juga batang tenggorok.
Struktur tulang belakang adalah sebagai berikut.
Bagian luar berwarna putih disebut sustansi alba karena mengandung dendrit dan akson. Substansi alba berfungsi menghantarkan impuls menuju otak dan dari otak ke efektor. Bagian dalam berwarna kelabu disebut substansi grissea karena mengandung sel-sel saraf. Bagian ini dibedakan menjadi saraf ventral dan saraf dorsal. Saraf  dorsal yaitu bagian yang mengarah ke perut, mengandung badan neuron motorik, aksonnya menuju efektor. Sayap dorsal yaitu bagian yang mengarah kepunggung dan mengandung badan neuron sensorik. Sumsum tulang belakang mempunyai fungsi utama sebagai penghubung impuls dari da ke otak serta memberi kemungkinan jalan terpendek bagi gerak refleks. (Gambar 3 )
b.      Sistem saraf tepi
Susunan saraf yang membentuk sistem saraf tepi dilihat dari fungsinya dibedakan sebagai berikut.
a)      Sistem saraf aferen yaitu lanjutan saraf yang membawa impuls saraf dari reseptor ke susunan saraf pusat.
b)      Sistem saraf eferen yaitu lanjutan saraf yang membawa impuls saraf dari sistem saraf pusat ke efektor.
Ditinjau dari bagian-bagiannya, susunan saraf tepi dibedakan menjadi saraf otak (kranial) dan saraf tulang belakang (spinal).
a.       Saraf otak (kranial), yaitu saraf yang berjumlah 12 pasang dan dibagi menjadi 3 kelompok sebagai berikut:
o  Saraf yang bersifat sensorik saja, yaitu saraf olfaktori, saraf optik, dan saraf auditori
o  Saraf yang bersifat motorik saja, yaitu saraf okulomotor, saraf toklear, saraf abdusen, saraf asesorispinal, dan saraf hipiglosal
o  Saraf yang bersifat sensorik dan motorik, yaitu saraf trigemial, saraf fasial, saraf glosofaring, dan saraf vagus
b.      Saraf tulang belakang  (spinalis) berupa saraf berjumlah 31 pasang, dengan ciri-ciri berikut
o Merupakan gabungan antara saraf sensorik yang masuk ke akar dorsal dan saraf motorik yang keluar dari akar ventral.
o Merupakan lanjutan dari sumsum lanjutan (medula oblongata) hingga ke vertebra lumbalis kedua.
2.       Sistem saraf tak sadar (Otonom)
Saraf otonom adalah saraf yang mengendalikan organ-organ dalam (viseral) secara otomatis, misalnya gerak organ jantung, otot polos, pupil, mengembang dan mengerutnya pembuluh darah, serta eksresi enzim dan keringat. Saraf otonom merupakan saraf motorik sehingga masuk dalam saraf eferen. Sistem saraf otonom terdiri atas saraf simpatik dan saraf parasimpatik.
a)      Saraf simpatik adalah saraf yang berpangkal pada sumsum tulang belakang (medula spinalis) di daerah dada dan pinggang. Sebelum sampai ke organ tubuh, terlebih dahulu melalui sinapsis ganglion, baru kemudian ke organ tubuh. Saraf simpatik berfungsi memacu dan mempercepat kerja organ-organ tubuh.
b)      Saraf parasimpatik adalah saraf yang berpangkal pada sumsum lanjutan (medula oblongata) dan dari sakrum yang merupakan saraf preganglion. Fungsi sarafparasimpatik adalah menghambat kerja organ-organ tubuh.
Kerja saraf otonom dapat dipengaruhi oleh hipotalamus. Bagian posterior dan lateral hipotalamus bila dirangsang akan meningkatkan denyut jantung, tekanan darah, kecepatan respirasi, melebarkan pupil, dan menghambat kerja saluran pencernaan. Namun, bila bagian depan dan sisi medial dirangsang maka efeknya akan mengaktifkan kerja saraf parasimpatik.

Lengkung Refleks
          Gerak refleks adalah gerakk spontan yang tidak melibatkan kerja otak. Gerak ini dilakukan tanpa kesadaran. Gerak ini berguna untuk mengatasi kejadian yang tiba-tiba. Mekanisme kerjanya sebagai berikut:
1.       Rangsang diterima reseptor lalu diteruskan ke sumsum tulang belakang melalui saraf sensorik.
2.       Dari sumsum tulang belakang, rangsang diteruskan ke efektor tanpa melalui saraf motorik ke otak, tetapi langsung ke otot melalui jalan terpendek yang disebut lengkung refleks. Sistem saraf pada lengkung refleks, sebagai berikut:
a.       Pada neuron sensorik, badan sel sarafnya terdapat pada ganglion di akar dorsal.
b.      Pada neuron motorik, badan sel sarafnya terdapat pada substansi kelabu bagian ventral.
c.       Neuron konektor berfungsi mengatur impuls dari neuron sensorik ke neuron motorik.
Refleks sebenarnya merupakan gerak respons dalam usaha mengelak dari suatu rangsang yang dapat membahayakan atau mencelakakan. Gerak refleks berlangsung dengan cepat sehingga tidak disadari oleh pelaku yang bersangkutan.
Gerak refleks dapat dibedakan menjadi refleks kompleks dan refleks tunggal. Refleks komples adalah refleks yang diikuti oleh respons yang yain, misalnya memegang bagian yang kena rangsang dan berteriak yang dilakukan pada waktu yang sama. Refleks tunggal adalah refleks yang hanya melibatkan efektor tunggal.
Berdasarkan tempat konektornya, refleks dapat dibedakan sebagai berikut.
a.       Refleks tulang belakang (refleks spinalis). Konektor terdapat di dalam sumsum tulang belakang. Contoh: gerakan menarik tangan saat menyentuh benda panas atau kaki terkena duri.
Refleks otak, yaitu jika konektor terdapat di dalam otak. Contoh: gerakan memejamkan mata karena ada angin yang membawa debu.

2.3. Terjadinya Gerak
       Gerakan salah satu anggota tubuh kita dapat dijadikan bukti bahwa di dalam tubuh kita telah terjadi penghantaran impuls oleh saraf dan menimbulkan tanggapan yang disampaikan oleh saraf motorik dalam bentuk gerak. Sepanjang proses kehidupan tentu kita pernah mengalami adanya gerakan yang disadari dan gerakan yang tidak kita sadari. Gerakan yang disadari disebut sebagai gerak biasa atau gerak sadar, misalnya olahraga, berjalan, berlari, makan, dan sebagainya. Sedangkan gerakan yang tidak disadari disebut gerak refleks. Gerak refleks terjadi lebih cepat dibandingkan gerak biasa. Misalnya, gerak karena terkejut.
       Gerak sadar dapat terjadi melalui serangkaian perjalanan impuls. Perjalanan impuls dimulai dari reseptor sebagai penerima rangsangan, lalu berjalan ke neuron sensorik sebagai penghantar, kemudian dibawa ke pusat saraf yaitu otak, untuk diolah. Akhirnya impuls disampaikan ke neuron motorik lalu menuju ke efektor sehingga muncul tanggapan dalam bentuk gerak yang disadari.
       Gerak refleks merupakan gerak yang melalui perjalan impuls pendek. Perjalan impuls diawali dari reseptor sebagai penerima rangsangan, kemudian dibawa oleh neuron sensorik ke pusat saraf, tanpa diolah oleh pusat saraf. Impuls kemudian diterima oleh neuron konektor dan tanggapan dikirim oleh neuron motorik menuju ke efektor. Perjalan impuls pada gerak refleks disebut dengan lengkung refleks.
       Neuron konektor ada yang terletak di otak dan ada yang terletak di sumsum tulang belakang. Gerak refleks yang melibatkan neuron konektor yang terletak di otak disebut dengan refleks otak, misalnya refleks pupil mata karena rangsangan cahaya. Gerak refleks yang melibatkan neuron konektor yang terletak di sumsum tulang belakang disebut refleks sumsum tulang belakang, misalnya refleks pada lutut.

SKEMA DAN PERBEDAAN JALANNYA GERAK BIASA DAN GERAK REFLEKS:
Gerak biasa:
reseptor  → neuron sensorik  → pusat saraf  → neuron motorik  → efektor

Gerak refleks:
reseptor  → neuron sensorik →  neuron konektor  → neuron motorik  → efektor



Ada beberapa penyakit saraf manusia yang sering dialami oleh kebanyakan orang yaitu :
1.   RADANG OTAK / SELAPUT OTAK (Meningitis)
Adalah penyakit saraf manusia / radang otak yang disebabkan oleh masuknya bakteri / virus / parasit kedalam otak dan selaput otak.
Gejala awalnya penyakit saraf manusia adalah panas badan tinggi, badan lemah, kaku leher  dan muntah-muntah yang tidak membaik dengan obat-obatan biasa.
Penyakit saraf manusia / radang otak ini timbul apabila keradangan meluas sampai timbul bengkak otak dan atau abses ( borok ) otak sehingga menimbulkan penurunan kesadaran.
 2.  GANGGUAN PEMBULUH DARAH OTAK ( GPDO ) / STROKE
Adalah penyakit saraf manusia pada sistem syaraf pusat ( otak ) yang ditandai dengan gangguan pada peredaran darah, baik itu karena sumbatan pembuluh darah maupun pendarahan(pecahnya pembuluh darah ) di otak sehingga menyebabkan gangguan anatomo dan fisiologi otak yang menyebabkan penyakit saraf manusia.
 Faktor-faktor penyebabnya penyakit saraf manusia :
·  Penyakit saraf manusia kerena tekanan darah tinggi
·  Penyakit saraf manusia penyakit jantung
·  Penyakit saraf manusia kencing manis
                Gejala awal penyakit saraf manusia/strok ini dimulai dengan kesemutan selsisi tubuh disertai atau tanpa disertai  bicara cadel ( pelo ) yang kadang-kadang hilang timbul tetapi cenderung bertambah berat sampai terjadi lumpuh sesisi tubuh. Penderita seperti ini harus segera dibawa ke rumah sakit untuk tindakan medis agar penyakit saraf manusia tidak terjadi.

Penyakit Saraf Manusia / Strok ini dapat dicegah dengan menyadari faktor-faktor resiko :
·   Tekanan darah tinggi
·   Penyakit Jantung
3.  SINDROMA GUILLAIN BARRE
Adalah penyakit saraf manusia yang disebabkan oleh proses imunologi yang membuahkan kerusakan pada selaput syaraf sehingga timbul kelumpuhan ( layuh ) pada anggota gerak.
 Penyakit saraf manusia diawali dengan gejala-gejala infeksi pada saluran nafas atau saluran cerna yang berupa panas, batuk, pilek atau berak-berak yang diikuti kelumpuhan yang di mulai dari anggota gerak bawah kemudian menjalar ke anggota gerak atas.
Penyakit  saraf manusia akan timbul apabila kelumpuhan terjadi pada alat-alat pernafasan sehingga timbul kegagalan pernafasan.
4.      Epilepsi
                Epilepsi adalah kelainan pada neuron-neuron di otak. Jika terkena serangan Epilepsi, penderita tidak dapat merespon berbagai rangsangan, bahkan terkadang otot-otot rangka berkontraksi secara tidak terkontrol. Epilepsi disebabkan oleh kerusakan otak. Epilepsi dapat ditangani dengan pemberian obat-obatan anti piretik.

*nb : dibuat oleh salah satu kelompok dari kelas 1B prodi keperawatan bogor 2012

Sabtu, 12 Januari 2013

Model Konsep Keperawatan Imogene King


BAB I
PENDAHULUAN

A.     LATAR BELAKANG
Perkembangan keperawatan di Indonesia tidak terlepas dari pengaruh perkembangan keperawatan secara global. Dengan jelas dapat diamati bahwa secara berkelanjutan keperawatan di Indonesia mengalami perkembangan yang pesat, baik dibidang pendidikan maupun di tatanan praktek keperawatan. Pada masa lalu keperawatan dilakukan lebih berdasarkan intuisi dan tradisi sehingga keperawatan dianggap hanya sebagai kiat tanpa komponen ilmiah dan landasan keilmuan yang kokoh. Salah satu komponen penting pengembangan disiplin keperawatan adalah riset keperawatan, karena riset keperawatan sangat diperlukan untuk menyelesaikan masalah keperawatan dan mengembangkan atau menvalidasi teori yang sangat dibutuhkan sebagai landasan dalam praktek keperawatan serta pengembangan tubuh ilmu pengetahuan keperawatan (Body of Knowledge).

     Masalah yang muncul adalah apabila peneliti kurang tepat dalam menyusun kerangka kerja teori/konsep sesuai dengan variabel yang akan diteliti, sehingga hasil penelitian akan kurang bermakna dalam perkembangan tubuh ilmu pengetahuan keperawatan (Body of Knowledge) dan akan mempengaruhi penerapannya dalam praktek keperawatan.
Untuk menghindari hal tersebut, sebelum suatu teori diterapkan pada praktek keperawatan tertentu dan dipergunakan peneliti sebagai kerangka kerja teori/konsep dari suatu riset keperawatan, sangat perlu terlebih dahulu dilakukan Theory Analysis. Pada dasarnya Theory Analysis mempunyai prosedur antara lain origins, meaning, logical adequacy, usefulness, generalizability, parsimony dan testability yang bertujuan untuk mengetahui kelebihan, keterbatasan dan manfaat dari teori tersebut sehingga dapat dipertimbangkan untuk tambahan pengujian atau validasi.

     Dengan jelas dapat diamati bahwa secara berkelanjutan keperawatan di Indonesia mengalami perkembangan yang pesat, baik dibidang pendidikan maupun di tatanan praktek keperawatan. Pada masa lalu keperawatan dilakukan lebih berdasarkan intuisi dan tradisi sehingga keperawatan dianggap hanya sebagai kiat tanpa komponen ilmiah dan landasan keilmuan yang kokoh. Salah satu komponen penting pengembangan disiplin keperawatan adalah riset keperawatan, karena riset keperawatan sangat diperlukan untuk menyelesaikan masalah keperawatan dan mengembangkan atau menvalidasi teori yang sangat dibutuhkan sebagai landasan dalam praktek keperawatan serta pengembangan tubuh ilmu pengetahuan keperawatan (Body of Knowledge).
BAB II
PEMBAHASAN

A.Theory Of Goal Attainment (1971)

     King mengawali teori ini melalui studi literatur dalam keperawatan, ilmu-ilmu perilaku terapan, diskusi dengan beberapa teman sejawat dan menghadiri beberapa konferensi serta alasan-alasan induktif dan deduktif dari beberapa pemikiran-pemikiran kritis. Dari informasi yang terkumpul tersebut, kemudian King memformulasikan kedalam suatu kerangka kerja konseptual pada tahun 1971.

     King mengidentifikasi kerangka kerja konseptual sebagai sebuah kerangka kerja sistem terbuka, dan teori ini sebagai suatu pencapaian tujuan. King mempunyai asumsi dasar terhadap kerangka kerja konseptualnya, bahwa manusia seutuhnya (Human Being) sebagai sistem terbuka yang secara konsisten berinteraksi dengan lingkungannya. Asumsi yang lain bahwa keperawatan berfokus pada interaksi manusia dengan lingkungannya dan tujuan keperawatan adalah untuk membantu individu dan kelompok dalam memelihara kesehatannya. Kerangka kerja konseptual terdiri dari tiga sistem interaksi yang dikenal dengan Dynamic Interacting Systems, meliputi: Personal systems (individuals), interpersonal systems (groups) dan social systems (keluarga, sekolah, industri, organisasi sosial, sistem pelayanan kesehatan, dll).
     Asumsi dasar King tentang manusia seutuhnya (Human Being) meliputi sosial, perasaan, rasional, reaksi, kontrol, tujuan, orientasi kegiatan dan orientasi pada waktu. Dari keyakinannya tentang human being ini, King telah menderivat asumsi tersebut lebih spesifik terhadap interaksi perawat – klien:

1
.         Persepsi dari perawat dan klien mempengaruhi proses interaksi.
2.
         Tujuan, kebutuhan-kebutuhan dan nilai dari perawat dan klien mempengaruhi proses interaksi.
3.
         Individu mempunyai hak untuk mengetahui tentang dirinya sendiri.
4.
         Individu mempunyai hak untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan dan hal tersebut mempengaruhi kehidupan dan kesehatan mereka serta pelayanan masyarakat
5.
         Profesional kesehatan mempunyai tanggung jawab terhadap pertukaran informasi sehingga membantu individu dalam membuat keputusan tentang pelayanan kesehatannya.
6.
         Individu mempunyai hak untuk menerima atau menolak pelayanan kesehatan.
7.
         Tujuan dari profesional kesehatan dan tujuan dari penerima pelayanan kesehatan dapat berbeda.

Human being mempunyai tiga dasar kebutuhan kesehatan yang fundamental :
1.
  Kebutuhan terhadap informasi kesehatan dan dapat dipergunakan pada saat dibutuhkan.
2.
Kebutuhan terhadap palayanan kesehatan bertujuan untuk pencegahan penyakit.
3.  Kebutuhan terhadap pelayanan kesehatan yang dibutuhkan ketika individu tidak mampu untuk membantu dirinya sendiri.
    Perawat dalam posisinya, membantu: apa yang mereka ketahui, apa yang mereka pikirkan, bagaimana mereka merasakan dan bagaimana mereka melakukan kegiatan untuk memelihara kesehatannya.
     Berdasarkan kerangka kerja konseptual (Conceptual Framework) dan asumsi dasar tentang human being, King menderivatnya menjadi teori Pencapaian Tujuan (Theory of Goal Attainment). Elemen utama dari teori pencapaian tujuan adalah interpersonal systems, dimana dua orang (perawat-klien) yang tidak saling mengenal berada bersama-sama di organisasi pelayanan kesehatan untuk membantu dan dibantu dalam mempertahankan status kesehatan sesuai dengan fungsi dan perannya. Dalam interpersonal systems perawat-klien berinteraksi dalam suatu area (space). Menurut King intensitas dari interpersonal systems sangat menentukan dalam menetapkan dan pencapaian tujuan keperawatan.
     Dalam interaksi tersebut terjadi aktivitas-aktivitas yang dijelaskan sebagai sembilan konsep utama, dimana konsep-konsep tersebut saling berhubungan dalam setiap situasi praktek keperawatan, meliputi:

1. Interaksi, King mendefenisikan interaksi sebagai suatu proses dari persepsi dan komunikasi antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, individu dengan lingkungan yang dimanifestasikan sebagai perilaku verbal dan non verbal dalam mencapai tujuan.

2. Persepsi diartikan sebagai gambaran seseorang tentang realita, persepsi berhubungan dengan pengalaman yang lalu, konsep diri, sosial ekonomi, genetika dan latar belakang pendidikan.

3. Komunikasi diartikan sebagai suatu proses penyampaian informasi dari seseorang kepada orang lain secara langsung maupun tidak langsung.

4. Transaksi diartikan sebagai interaksi yang mempunyai maksud tertentu dalam pencapaian tujuan. Yang termasuk dalam transaksi adalah pengamatan perilaku dari interaksi manusia dengan lingkungannya.

5. Peran merupakan serangkaian perilaku yang diharapkan dari posisi pekerjaannya dalam sistem sosial. Tolak ukurnya adalah hak dan kewajiban sesuai dengan posisinya. Jika terjadi konflik dan kebingungan peran maka akan mengurangi efektifitas pelayanan keperawatan.

6. Stress diartikan sebagai suatu keadaan dinamis yang terjadi akibat interaksi manusia dengan lingkungannya. Stress melibatkan pertukaran energi dan informasi antara manusia dengan lingkungannya untuk keseimbangan dan mengontrol stressor.

7. Tumbuh kembang adalah perubahan yang kontinue dalam diri individu. Tumbuh kembang mencakup sel, molekul dan tingkat aktivitas perilaku yang kondusif untuk membantu individu mencapai kematangan.

8. Waktu diartikan sebagai urutan dari kejadian/peristiwa kemasa yang akan datang. Waktu adalah perputaran antara satu peristiwa dengan peristiwa yang lain sebagai pengalaman yang unik dari setiap manusia.

9. Ruang adalah sebagai suatu hal yang ada dimanapun sama. Ruang adalah area dimana terjadi interaksi antara perawat dengan klien.
B.     Kerangka Konsep Imogene M. King

     King mengemukakan dalam kerangka konsepnya, hampir setiap konsep yang dimiliki oleh perawat dapat digunakan dalam asuhan keperawatan :

1. Sistem Personal

    Menurut King setiap individu adalah system personal (system terbuka). Untuk system personal konsep yang relevan adalah persepsi, diri, peretumbuhan dan perkembangan, citra tubuh, dan waktu.

2. Persepsi
Persepsi adalah gambaran seseorang tentang objek, orang dan kejadian- kejadian. Persepsi berbeda dari satu orang dan orang lain dan hal ini tergantung dengan pengalaman masa lalu, latar belakang, pengetahuan dan status emosi. Karakteristik persepsi adalah universal atau dialami oleh semua, selekltif untuk semua orang, subjektif atau personal.

3. Diri
Diri adalah bagian dalam diri seseorang yang berisi benda-benda dan orang lain. Diri adalah individu atau bila seseorang berkata “AKU”. Karakteristik diri adalah individu yang dinamis, system terbuka dan orientasi pada tujuan.

4. Pertumbuhan dan perkembangan
Tumbuh kembang meliputi perubahan sel, molekul dan perilaku manusia. Perubahan ini biasnya terjadi dengan cara yang tertib, dan dapat diprediksikan walaupun individu itu berfariasi, dan sumbangan fungsi genetic, pengalaman yang berarti dan memuaskan. Tumbuh kembang dapat didefinisikan sebagai proses diseluruh kehidupan seseorang dimana dia bergerak dari potensial untuk mencapai aktualisasi diri.

5. Citra tubuh
King mendefinisikan citra diri yaitu bagaimana orang merasakan tubuhnya dan reaksi-reaksi lain untuk penampilanya.

6. Ruang
Ruang adalah universal sebab semua orang punya konsep ruang, personal atau subjektif, individual, situasional, dan tergantung dengan hubunganya dengan situasi, jarak dan waktu, transaksional, atau berdasarkan pada persepsi individu terhadap situasi. Definisi secara operasioanal, ruang meliputi ruang yang ada untuk semua arah, didefinisikan sebagai area fisik yang disebut territory dan perilaku oran yang menempatinya.

7. Waktu
King mendefisikan waktu sebagai lama antara satu kejadian dengan kejadian yang lain merupakan pengalaman unik setiap orang dan hubungan antara satu kejadian dengan kejadian yang lain

8. Sistem Interpersonal
King mengemukakan system interpersonal terbentuk oleh interaksi antara manusia. Interaksi antar dua orang disebut DYAD, tiga orang disebut TRIAD, dan empat orang disebut GROUP.

Konsep yang relefan dengan system interpersonal adalah interkasi, komunikasi, transaksi, peran dan stress :

a. Interaksi
Interaksi didefinisikan sebagai tingkah laku yang dapat diobserfasi oleh dua orang atau lebih didalam hubungan timbal balik.

b. Komunikasi
 King mendefinisikan komunikasi sebagai proses dimana informasi yang diberikan dari satu orang keorang lain baik langsung maupun tidak langsung, misalnya melalui telpon, televisi atau tulisan kata. ciri-ciri komunikasi adalah verbal, non verbal, situasional, perceptual, transaksional, tidak dapat diubah, bergerak maju dalam waktu, personal, dan dinamis. Komunikasi dapat dilakukan secara lisan maupun tertulis dalam menyampaikan ide- ide satu orang keorang lain.
Aspek perilaku nonverbal yang sangat penting adalah sentuhan. Aspek lain dari perilaku adalah jarak, postur, ekspresi wajah, penampilan fisik dan gerakan tubuh.

c. Transaksi
Ciri-ciri transaksi adalah unik, karena setiap individu mempunyai realitas personal berdasarkan persepsi mereka. Dimensi temporal-spatial, mereka mempunyai pengalaman atau rangkaian-rangkaian kejadian dalam waktu.

d. Peran
Peran melibatkan sesuatu yang timbal balik dimana seseorang pada suatu saat sebagai pemberi dan disaat yang lain sebagai penerima. Ada 3 elemen utama peran yaitu, peran berisi set perilaku yang di harapkan pada orang yang menduduki posisi di social system, set prosedur atau aturan yang ditentukan oleh hak dan kewajiban yang berhubungan dengan prosedur atau organisasi, dan hubungan antara 2 orang atau lebih berinteraksi untuk tujuan pada situasi khusus.

e. Stress
Definisi stress menurut King adalah suatu keadaan yang dinamis dimanapun manusia berinteraksi dengan lingkungannya untuk memelihara keseimbangan pertumbuhan, perkembangan dan perbuatan yang melibatkan pertukaran energi dan informsi antara seseorang dengan lingkungannya untuk mengatur stressor.
Stress adalah suatu yang dinamis sehubungan dengan system terbuka yang terus-menerus terjadi pertukaran dengan lingkungan, intensitasnya berfariasi, ada diemnsi yang temporal-spatial yang dipengaruhi oleh pengalaman lalu, individual, personal, dan subjektif.
Sistem Sosial
    King mendefinisikan system social sebagai system pembatas peran organisasi sosisal, perilaku, dan praktik yang dikembangkan untuk memelihara nilai-nilai dan mekanisme pengaturan antara praktk-praktek dan aturan (George, 1995). Konsep yang relevan dengan system social adalah organisasi, otoritas, kekuasaan, status dan pengambilan keputusan.
Organisasi
    Organisasi bercirikan struktur posisi yang berurutan dan aktifitas yang berhubungan dengan pengaturan formal dan informal seseorang dan kelompok untuk mencapai tujuan personal atau organisasi.
Otoritas
    King mendefinisikan otoritas atau wewenang, bahwa wewenang itu aktif, proses transaksi yang timbal balik dimana latar belakang, persepsi, nilai-nilai dari pemegang mempengaruhi definisi, validasi dan penerimaan posisi di dalam organisasi berhubungan dengan wewenang.
Kekuasaan
    Kekuasaan adalah universal, situasional, atau bukan sumbangan personal, esensial dalam organisasi, dibatasi oleh sumber-sumber dalam suatu situasi, dinamis dan orientasi pada tujuan.
Pembuatan keputusan
Pembuatan atau pengambilan keputusan bercirikan untuk mengatur setiap kehidupan dan pekerjaan, orang, universal, individual, personal, subjektif, situasional, proses yang terus menerus, dan berorientasi pada tujuan.
Status
    Status bercirikan situasional, posisi ketergantungan, dapat diubah. King mendefinisikan status sebagai posisi seseorang didalam kelompok atau kelompok dalam hubungannya dengan kelompok lain di dalam organisasi dan mengenali bahwa status berhubungan dengan hak-hak istimewa, tugas-tugas, dan kewajiban.
C.Model Konsep Keperawatan King

     King memahami model konsep dan teori keperawatan denag menggunakan pendekatan system terbuka dalam hubunagn interaksi yang konstan dengan lingkunagan, sehingga King mengemukakan dalam model konsep interaksi.
Dalam mencapai hubungan interaksi, King mengemukakan konsep kerjanya yang meliputi adanya system personal, system interpersonal dan system social yang saling berhuabungan satu dengan yang lain.
     Manusia memiliki 3 kebutuhan dasar yaitu kebutuhan terhadap informasi, kesehatan, kebutuhan terhadap pencegahan penyakit dan kebutuhan terhadap perawatan ketika sakit. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, King mengemukakan pendekatan teori yang terdiri dari komponen yang dapat digambarkan dibawah ini :

     Konsep hubungan manusia menurut King terdiri dari :

a. Aksi merupakan proses awal hubungan 2 individu dalam berprilaku, dalam memahami atau mengenali kindisi yang ada dalam keperawatan dengan digambarkan hubungan keperawatan dan klien melakukan kontrak atau tujuan yang diharapkan.

b. Reaksi adalah suatu bentuk tindakan yang terjadi akibat dari adanya aksi dan merupakan respon dari individu.

c. Interaksi merupakan suatu bentuk kerjasama yang saling mempengaruhi antara perawat dan klien yang terwujud dalam komunikasi

d. Transaksi merupakan kondisi dimana antara perawat dan klien terjadi suatu persetujuan dalam rencana tindakan keperawatan yang akan dilakukan.

C.    Asumsi King
King mengangsumsikan model konsep dan teori keperawatan secara eksplisit maupun imlisit. Asumsi eksplisit meliputi :

1. Focus sentral dari keperawan adalah interaksi dari manusia dan lingkunganya, dengan tujuan untuk kesehatan manusia
2. Individu adalah social, mengirim, rasional, reaksi, penerimaan, control, berorientasi pada kegiatan waktu.
3. Proses Interaksi dipengaruhi oleh persepsi, tujuan, kebutuhan, dan nilai klien serta perawat.
4. Manusia sebagai pasien mempunyai hak untuk mendapatkan informasi, berpartisipasi dalam membuat keputusan yng mempengaruhi kehidupanya, kesehatan, dan pelayanan komunitas dan menerima atau menolak keperawatan.
5. Tanggung jawab dari anggota tim keehtan adalah memberikan informasi kepada individu tentang semua aspek kesehatan untuk membantu mereka membuat atau mengambil keputusan.

6. Tujuan dari memberi pelayanan kesehatan dan menerima pelayanan mungkin tidak sama.
D.    Pandangan King Terhadap Keperawatan
Konsep Manusia
King memandang manusia sebagai suatu system terbuka yang berinteraksi dengan lingkungan yang memungkinkan benda, energi, dan informasi dengan leluasa mempengaruhinya. Dalam kerangka konsepnya meliputi tiga system interksi yang dinamis sebagai individu disebut sebagai system personal, ketika individu ini bersatu dalam kelompok disebut system interpersonal. System social tercipta ketika kelompok mempunyai ketertarikan dan tujuan yang sama dalam satu komunitas atau masyarakat.
Konsep Lingkungan
Menurut King lingkungan adalah system social yang ada dalam masyarakat yang saling berinteraksi dengan system lainya secara terbuka. Lingkungan merupakan suatu system terbuka yang menunjukkan penukaran masalah, energi, informasi dengan keberadaan manusia. Manusia tersebut akan berinteraksi dengan lingkungan internal dengan penukaran energi yang diatur secara terus menerus terhadap perubahan lingkungan eksternal.
Konsep Sehat
King mendefinisikan sehat sebagai pengalaman hidup manusia yang dinamis, yang secara berkelanjutan melakukan penyesuain terhadap stressor internal dan eksternal melewati rentang sehat sakit, dengan menggunakan sumber- sumber yang dimiliki oleh seseorang atau individu untuk mencapai kehidupan sehari- sehari yamg maksimal.
Konsep Keperawatan
King menyampaikan pola intervensi keperawatanya adalah proses interaksi klien dan perawat meliputi komunikasi dan persepsi yang menimbulkan aksi, reaksi, dan jika ada gangguan, menetapkan tujuan dengan maksud tercapinya suatu persetujuan dan membuat transaksi.