Merupakan
bakteri penyebab penyakit TBC yang berasal dari genus mycobacterium. Genus ini
memiliki sekitar 100 spesies lain. Selain Mycobacterium tuberculosis,
yang terkenal adalahMycobacterium leprae. Bakteri penyebab tbc pertama
kali dituliskan oleh Robert Koch pada 24 Maret 1882. Atas penemuannya, ia
dihadiahi Nobel Kedokteran pada tahun 1905
Untuk hidup, Mycobacterium
tuberculosis membutuhkan oksigen. Dinding Mycobacterium tuberculosis kaya
akan lipid, sehingga sukar diwarnai dan dianggap tidak termasuk kelompok
bakteri gram positif maupun negatif. Pewarnaan yang digunakan adalah pewarnaan
tahan tahan asam atau Ziehl-Neelsen. Mycobacterium tuberculosis membelah
diri setiap 15 sampai 20 jam, berbeda dengan bakteri lain yang membelah dalam
hitungan menit. Escherichia coli misalnya, membelah setiap 20
menit.Mycobacterium tuberculosis paling sering menyerang paru-paru,
walaupun dapat juga mengenai tulang, otak, kulit, usus dan organ-organ lain. Dinding sel yang memiliki permeabilitas yang sangat rendah, sehingga tidak mudah ditembus loeh antibiotik. selain itu dinding sel mikrobakterium ini memiliki zat lipoarabinomannan yang merupakan protein yang menyebabkan tidak efektifnya sistemn pertahanan tubuh kita dalam menghancurkan mikrobakterium ini. M.tuberculosis
berbentuk batang, berukuran panjang 5µ dan lebar 3µ, tidak membentuk spora, dan
termasuk bakteri aerob. Beberapa mikroorganisme lain yang juga memiliki sifat
tahan asam, yaitu spesies Nocardia, Rhodococcus, Legionella
micdadei, dan protozoa Isospora dan Cryptosporidium. Pada
dinding sel mycobacteria, lemak berhubungan dengan arabinogalaktan dan
peptidoglikan di bawahnya. Struktur ini menurunkan permeabilitas dinding sel, sehingga
mengurangi efektivitas dari antibiotik. Lipoarabinomannan, suatu molekul lain
dalam dinding sel mycobacteria, berperan dalam interaksi antara inang dan
patogen, menjadikan M. tuberculosis dapat bertahan hidup di dalam
makrofag. Bakteri ini cepat mati dengan sinar matahari langsung, tetapi dapat bertahan hidup beberapa jam ditempat yang gelap dan lembab. Bakteri TBC merupakan bakteri yang sangat kuat sehingga memerlukan waktu lama untuk mengobatinya.
Penyakit TBC merupakan penyakit menular yang
disebabkan oleh bakteri Mikobakterium Tuberklosa,. Dan biasanya penyakit TBC
sering menyerang pada usia rata-rata 15-35 tahun, boleh dibilang usia masih
produktif.
Saat Mikobakterium
tuberkulosa berhasil menginfeksi paru-paru, maka dengan segera akan tumbuh
koloni bakteri yang berbentuk globular (bulat). Biasanya melalui
serangkaian reaksi imunologis bakteri TBC ini akan berusaha dihambat
melalui pembentukan dinding di sekeliling bakteri itu oleh sel-sel paru.
Mekanisme pembentukan dinding itu membuat jaringan di sekitarnya menjadi
jaringan parut dan bakteri TBC akan menjadi dormant (istirahat).
Bentuk-bentuk dormant inilah yang sebenarnya terlihat sebagai tuberkel
pada pemeriksaan foto rontgen.
Pada sebagian
orang dengan sistem imun yang baik, bentuk ini akan tetap dormant sepanjang
hidupnya. Sedangkan pada orang-orang dengan sistem kekebalan tubuh yang kurang,
bakteri ini akan mengalami perkembangbiakan sehingga tuberkel bertambah banyak.
Tuberkel yang banyak ini membentuk sebuah ruang di dalam paru-paru. Ruang
inilah yang nantinya menjadi sumber produksi sputum (dahak). Seseorang
yang telah memproduksi sputum dapat diperkirakan sedang mengalami
pertumbuhan tuberkel berlebih dan positif terinfeksi TBC.
Tuberkulosa dapat
menyerang seluruh tubuh, sehingga gambaran pada masing-masing organ berbeda
:
a.
Paru-paru
Pertumbuhan
bakteri terjadi di dalam paru-paru, pada anak kecil biasanya berkembang di
lobus median dan bawah, disertai pembesaran kelenjar di hilus paru, yang semua
ini tampak dari pemeriksaan x-ray dada.
Perjalanan penyakit diawali dengan adanya batuk hilang timbul yang lebih dari 1 bulan, berat badan semakin berkurang cukup pesat, keringat malam, batuk berdahak, batuk berdarah, pembesaran kelenjar, lemah badan, dan nafsu makan berkurang.
Perjalanan penyakit diawali dengan adanya batuk hilang timbul yang lebih dari 1 bulan, berat badan semakin berkurang cukup pesat, keringat malam, batuk berdahak, batuk berdarah, pembesaran kelenjar, lemah badan, dan nafsu makan berkurang.
Pada
anak kecil dan orang dewasa yang mengidap HIV, perjalanan penyakit dapat
semakin berat. Kerusakan pada paru akan bertambah luas dan dapat menimbulkan
kelainan lain seperti efusi pleura (paru-paru basah, terkumpulnya cairan dalam
jumlah lebih dari normalh di rongga antara paru dan rongga dada), kebocoran
paru, fibrosis paru, dan abses paru (infeksi TB di perberat dengan infeksi bakteri
lain dari udara dan membentuk cairan nanah dalam jumlah besar).
Infeksi
sekunder lebih sering terjadi pada dewasa, dari gambaran x-ray dada akan
didapatkan gambaran infeksi terutama di daerah apex paru dan segmen posterior
karena pada daerah tersebut terdapat kadar oksigen yang tinggi. Kelainan paru
dapat berupa bercak hingga terbentuknya rongga akibat hancurnya sebagian
paru.
b.
Kelenjar Getah
Bening
Bentukan
TB ekstrapulmonal yang paling seringa adalah pembesaran dari kelenjar getah
bening. Jenis kelainan ini paling sering terjadi pada penderita HIV. Benjolan
paling sering terdapat di leher, diatas tulang belikat, solid dan tidak nyeri.
Pada perjalanan selanjutnya apabila benjolan mengalami infeksi akan terbentuk
bisul dan menyebabkan adanya luka yang tidak sembuh. Pemeriksaan pasti dengan
mengambil sebagian contoh dari jaringan yang mengalami pembesaran baik secara
biopsi terubuka atau dengan biopsi jarum.
c.
Pleural
Penyebaran
kuman TB ke jaringan pleura dapat terjadi secara langsung dari infeksi paru.
Infeksi yang terjadi akan menyebabkan ketidakseimbangan produksi dari cairan
pleura sehingga menyebabkan berkumpulnya berlebihan cairan pleura dan
menyebabkan efusi pleura. Penalataksaan efusi pleura bergantung dari jumlah
dari cairan dan terganggunya sistem pernafasan. Cairan berwarnan kekuningan dan
terkadang disertai warna kemerahan.
Pyothorak merupakan salah satu efek samping yang paling berat, kondisi ini disebabkan oleh pecahnya salahsatu bleb yang disertai masuknya bakteri dari luar dan menyebabkan infeksi. Diperlukan drainase yang adekuat disertai pemberian antibiotik, pada akhirnya akibat adanya nanah di rongga dada akan menyebabkan penebalan dari selaput pleura yang akan mengganggu kerja dari sistem pernafasan.
Pyothorak merupakan salah satu efek samping yang paling berat, kondisi ini disebabkan oleh pecahnya salahsatu bleb yang disertai masuknya bakteri dari luar dan menyebabkan infeksi. Diperlukan drainase yang adekuat disertai pemberian antibiotik, pada akhirnya akibat adanya nanah di rongga dada akan menyebabkan penebalan dari selaput pleura yang akan mengganggu kerja dari sistem pernafasan.
d.
Genitourinaria
Angka
kejadian kurang dari 15%, penyebarannya dari paru-paru melalui darah dan berada
di sistem urinaria. Keluhan yang timbul dapat berupa nyeri, sering bak, bak
berdarah, dan nyeri peinggang, tetapi dapat juga tidak menimbulkan keluhan sama
sekali. Gangguan yang dapat ditimbulkan berupa infeksi saluran kemih akibat
adanya infeksi bakteri lain, kerusakan, penyempitan dari saluran kemih,
sehingga terjadi gangguan pengeluaran air seni baik dari ginjal maupun dari
kandung kemih. Diagnosa pasti berupa pemeriksaan dari bagian yang diperkirakan
merupakan benjolan akibat TB dengan cara biopsi terbuka, atau biopsi
jarum.
Pemeriksaan
dengan kontras dapat menunjukkan adanya gangguan dari saluran kemih. Angka
insidensi lebih sering pada wanita dibandingkan dengan pria. Apabila mengenai
indung telur, rahim pada wanita atau saluran sperma pada pria dapat menimbulkan
kemandulan.
e.
Tulang
Angka
kasus mencapai 10%, terutama pada tulang dan sendi, penyebaran juga sama
diakibatkan oleh penyebaran dari paru melalui darah. Tulang yang paling sering
terinfeksi adalah tulang penahan beban seperti tulang belakang, panggul, dan
lutut). Kerusakan yang terjadi pada tulang belakang menimbulkan kerusakan
tulang dan menyebabkan kerusakan dari tulang rawan yang berada diantara tulang
belakang. Kondisi ini akan menyebabkan gangguan bentuk dari tulang belakang
menjadi lebih miring atau lebih bungkuk. Hal lain yang dapat terjadi adalah
pembentukan dari abses dingin sehingga terlihat tulang belakang seperti
memiliki punduk. Kerusakan tulang tidak selalu disertai dengan gangguan
persarafan. Kerusakan saraf dapat dari hanya sekedar kebas sampai tidak dapat
menggerakkan anggota badan. Diagnosa ditegakkan dengan mengambil sedikit
jaringan dari abses dingin dan diperiksakan melalui patologi.
f.
Selaput otak
Insidensi
infeksi selaput otak hanya 5%. Penyebarannya sama berawal dari paru menyebar
melalui darah. Infeksi pada selaput otak akan menyebabkan penurunan kesadaran,
nyeri kepala, gangguan sensoris dan kekakuan punduk. Berbeda dengan infeksi
biasa, infeks yang disebabkan TB akan berlangsung lebih lama. Salah satu efek
samping infeksi ini adalah gangguan sistem aliran cairan otak dan menyebabkan
peningkatan tekanan dalam selaput otak.
Diagnosa dapat ditegakkan dengan pemeriksaan cairan selaput otak dan memeriksakan secara mikroskopis. Pemeriksaan lain seperti CT scan dapat memberikan gambaran yang baik letak dan bentuk penyakit.
Diagnosa dapat ditegakkan dengan pemeriksaan cairan selaput otak dan memeriksakan secara mikroskopis. Pemeriksaan lain seperti CT scan dapat memberikan gambaran yang baik letak dan bentuk penyakit.
g.
Sistempencernaan
Berbagai
teori dikembangkan untuk mencari bagaimana TB dapat masuk ke dalam sistem
pencernaan. Didapatkan dua teori yang memungkinkan yaitu : tertelannya dahak
yang mengandung TB, dan mengkonsumsi susu sapi yang mengandung Mycobacterium
bovis. Usus halus sebelum usus besar merupakan tempat utama infeksi TB pertama
kali. Secara klinis akan didapatkan keluhan nyeri, mual, kembung, diare,
sumbatan saluran pencernaan, dan teraba benjolan di perut kanan bawah.
Keluhan lain yang sering menyertai adalah demam, keringat malam, dan nafsu
makan menurun.
Kelenjar
getah bening yang membesar dapat menjadi pecah dan infeksi yang terdapat
didalam kelenjar tersebut akan meluas ke rongga abdomen dan penderita akan
mengeluh nyeri hebat di seluruh atau sebagian perut.
h.
Lainnya
TB
dapat menyerang ke seluruh organ tubuh. Bentukannya dapat berupa kerusakan dari
organ tersebut, atau hanya berupa benjolan berupa abses dingin saja. Tempat
lain dapat ke mata, jantung dan lainnya.
Penularan
penyakit ini karena kontak dengan dahak atau menghirup titik-titik air dari bersin atau batuk dari orang yang terinfeksi kuman
tuberkulosis, anak anak sering mendapatkan penularan dari orang dewasa di
sekitar rumah maupun saat berada di fasilitas umum seperti kendaraan umum,
rumah sakit dan dari lingkungan sekitar rumah. Oleh sebab ini masyarakat di
Indonesia perlu sadar bila dirinya terdiagnosis tuberkulosis maka hati hati
saat berinteraksi dengan orang lain agar tidak batuk sembarangan , tidak
membuang ludah sembarangan dan sangat dianjurkan untuk bersedia memakai masker
atau setidaknya sapu tangan atau tissue.
Pada umumnya penyakit TBC menular melalui udara, dan biasanya bakteri mikobakterium tuberklosa terbawa pada saat seseorang batuk lalu mengeluarkan dahak. Bahayanya jika bakteri selalu masuk dan terkumpul dalam paru-paru, maka bakteri ini akan berkembang biak dengan cepat apalagi yang mempunyai daya tahan tubuh yang rendah.
Pada umumnya penyakit TBC menular melalui udara, dan biasanya bakteri mikobakterium tuberklosa terbawa pada saat seseorang batuk lalu mengeluarkan dahak. Bahayanya jika bakteri selalu masuk dan terkumpul dalam paru-paru, maka bakteri ini akan berkembang biak dengan cepat apalagi yang mempunyai daya tahan tubuh yang rendah.
Apabila
sudah terjadi infeksi maka dengan mudahnya akan menyebar melalui pembuluh darah
atau kelenjar getah bening. Terjadinya infeksi TBC dapat mempengaruhi organ
tubuh lainnya seperti otak, ginjal, saluran pencernaan, tulang, kelenjar getah
bening, dan biasanya yang paling sering terserang yaitu paru-paru.
Bakteri mikobakterium tuberklosa mempunyai bentuk seperti batang dan bersifat seperti tahan asam sehingga dikenal sebagai BTA (Batang Tahan Asam) yang merupakan faktor utama penyakit TBC. Selain dari bakteri tersebut, faktor yang lain yang menjadi penyebab penyakit TBC adalah lingkungan yang lembab, kurangnya sirkulasi udara, dan kurangnya sinar matahari dalam ruang sangat berperan terjadinya penyebaran bakteri mikobakterium tuberklosa ini. Dengan demikian sangat mudah menyerang orang-orang disekitar dalam kondisi lingkungan yang kurang sehat.
Bakteri mikobakterium tuberklosa mempunyai bentuk seperti batang dan bersifat seperti tahan asam sehingga dikenal sebagai BTA (Batang Tahan Asam) yang merupakan faktor utama penyakit TBC. Selain dari bakteri tersebut, faktor yang lain yang menjadi penyebab penyakit TBC adalah lingkungan yang lembab, kurangnya sirkulasi udara, dan kurangnya sinar matahari dalam ruang sangat berperan terjadinya penyebaran bakteri mikobakterium tuberklosa ini. Dengan demikian sangat mudah menyerang orang-orang disekitar dalam kondisi lingkungan yang kurang sehat.
Gejala umum berupa :
- Batuk lama lebih dari 3 minggu yang disertai atau tidak dengan dahak, bisa juga disertai dengan batuk berdarah
- Gampang terkena influenza dan bersifat hilang timbul
- Mudah mengalami demam yang berlangsung lama dan berulang tanpa sebab yang jelas
- Perasaan lemah dan lesu
- Badan sering berkeringat di malam hari
- Nafsu makan dan berat badan menurun, bila terjadi pada anak maka terlihat gagal tumbuh serta penambahan berat badan tidak sesuai dengan usia anak
- Adanya pembesaran kelenjar di leher atau ketiak
Gejala khusus tergantung dari organ tubuh mana yang terkena berupa :
- Suara mengi dan sesak nafas bila terjadi sumbatan sebagian bronkus (saluran yang menuju ke paru-paru) akibat penekanan kelenjar getah bening yang membesar
- Nyeri dada bila ada cairan dirongga pleura (pembungkus paru-paru)
- Infeksi tulang bila mengenai tulang
- Demam tinggi dan disertai adanya penurunan kesadaran serta kejang-kejang bila mengenai selaput otak
Apabila dicurigai seseorang
tertular penyakit TBC, maka beberapa hal yang perlu dilakukan untuk menegakkan
diagnosis adalah:
·
Anamnesa baik terhadap pasien maupun keluarganya.
·
Pemeriksaan fisik.
·
Pemeriksaan laboratorium (darah, dahak, cairan otak).
·
Pemeriksaan patologi anatomi (PA).
·
Rontgen dada (thorax photo).
·
Uji tuberkulin.
Jika diterapi dengan benar TBC
praktis dapat disembuhkan. Tanpa terapi, TBC akan mengakibatkan kematian dalam
lima tahun pertama pada lebih dari setengah kasus TBC. Pengobatan bertujuan
untuk menyembuhkan, mencegah kematian dan kekambuhan.
Pengobatan TBC berlangsung cukup
lama yaitu setidaknya 6 bulan pengobatan dan selanjutnya dievaluasi oleh dokter
apakah perlu dilanjutkan atau berhenti. Selain itu dorongan dari keluarga agar
pasien disiplin minum obat sangatlah diperlukan. Pada saat pengobatan sebaiknya
pasien mengkonsumsi makanan yang bergizi, istirahat yang cukup serta mengikuti
saran dokter.
Karena pengobatannya cukup lama
seringkali membuat pasien putus berobat atau menjalankan pengobatan secara
tidak teratur. Jika pengobatannya kurang dari 6 bulan atau si penderita
menghentikan pengobatan karena merasa sudah sehat walau belum waktu tersebut,
maka bakteri TBC tersebut tidak mati dan akan membuat kambuh kembali penyakit
TBC serta kebal terhadap obat yang pertama. Keadaan ini disebut MDR (multi
drugs resistance) yang memerlukan biaya berlipat dan lebih sulit dalam
pengobatannya.
Obat yang
digunakan untuk TBC digolongkan atas dua kelompok yaitu :
·
Obat primer : INH (isoniazid), Rifampisin,
Etambutol, Streptomisin, Pirazinamid.
Memperlihatkan efektifitas yang tinggi dengan toksisitas yang masih dapat ditolerir, sebagian besar penderita dapat disembuhkan dengan obat-obat ini.
Memperlihatkan efektifitas yang tinggi dengan toksisitas yang masih dapat ditolerir, sebagian besar penderita dapat disembuhkan dengan obat-obat ini.
·
Obat sekunder : Exionamid, Paraaminosalisilat,
Sikloserin, Amikasin, Kapreomisin dan Kanamisin.
pencegahan penyakit TBC upaya
yang bisa dilakukan adalah selalu mengenakan masker pada saat beraktivitas
terutama di daerah yang tercemari bahan kimia dan debu, namun usaha lain yang
bisa dilakukan antara lain
·
Selalu memperhatikan akan kebutuhan tubuh seperti sinar matahari
sebagai sumber energy
·
Banyak mengkonsumsi makanan yang megandung karbohidrat dan protein
·
Tidak meludah sembarangan
·
Tidak membuang sampah sembarangan
·
Hendaknya mengganti mesin yang mencemarkan gas karbondioksida
·
Perawatan yang baik bagi penderita dan hati-hati dalam merawat
penderita
·
Tidak meludah disembarang tempat, usahakan meludah ditempat yang
terkena sinar matahari atau ditempat sampah.
·
Ketika ada seseorang ingin batuk atau bersin sebaiknya anda
menutup mulut untuk menjaga terjadinya penularan penyakit.
·
Kesehatan badan harus sering di jaga supaya sistem imun
senangtiasa terjaga dan kuat.
·
Jangan terlalu sering begadang karena kurang istirahat akan
melemahkan sistem kekebalan tubuh.
·
Jaga jarak aman terhadap penderita penyakit TBC
·
Sering-seringlah berolahraga supaya tubuh kita selalu sehat.
·
Lakukan imunisasi terhadap bayi untuk mencegah penyakit TBC
·
Jemur tempat tidur bagi penderita TBC, karena kuman TBC dapat mati
apabila terkena dengan sinar matahari.
·
Jaga kesehatan badan agar senantiasa sehat dengan olahraga
teratur, istirahat cukup dan makan makanan dengan gizi yang baik dan seimbang
·
Hindari melakukan hal-hal yang dapat melemahkan sistem daya tahan
tubuh seperti begadang, kurang istirahat dan stress
·
Lakukan imunisasi BCG ( Bacillus Calmete Guerin) pada bayi, diberikan pada usai 2 bulan
·
Jaga jarak aman ketika berhadapan dengan penderita TBC
.